Harta, Tahta, Margaretha

  • Hello!
  • Twitter
  • Ask.fm
  • Instagram
Home Archive for 2018
2015. 

Memakai headphone, gadis itu tersenyum sembari mengobrol dengan tawa renyah dan dan suara ceria. Sendiri. Seolah ia sedang bersenda gurau dengan banyak manusia lain, nyatanya ia hanya sendiri. Mendengarkan lagu favoritnya, didengarkan oleh khalayak ramai.

“Halo selamat malam, dengan siapa dimana mau request lagu apa? Titip salam buat siapa nih?”

.....

2018. 

Gadis itu masih tetap sama. Senyum yang sama, tawa renyah yang sama. Namun di tempat yang berbeda. Sekilas gadis itu tampak sama seperti 3 tahun lalu...senda gurau yang sama, sifat kekanakan yang sama.


...namun kali ini;


“Bapak, ada yang bisa saya bantu?”


...tak ada lagi headphone, tak ada lagi dendangan lagu-lagu favorit gadis itu, tak ada lagi salam-salam dititipkan dari para pendengar, dan tak ada lagi rasa hangat membuncah bagai puteri malu yang mulai membuka daunnya.


:)))



Ini bukan hanya tentang gadis itu,

namun juga mimpi. Yang harus dilepaskan. Yang kemudian dikubur dalam-dalam.



Tentang berusaha untuk menjadi tidak egois. Tentang beban yang harus ditanggung. Tentang tawa renyah yang harus selalu ada apapun kondisinya. Tentang usaha untuk membahagiakan orang lain. Tentang...mengalah.



Tentang kenyataan dan mimpi yang kadang tidak bisa berjalan beriringan. Tentang tangan yang harus membuka genggaman demi lancarnya angin berlalu. Tentang kaki yang tidak bisa berjalan maju bersamaan. Tentang luka yang muncul akibat terlalu kerasnya menggenggam tali. Tentang pasir yang hilang seiring makin kuatnya tangan mengapit.



...juga tentang seseorang. Yang punggungnya bergerak menjauh. Yang pundaknya tempat gigitan dan tawa meledak. Yang suara tawanya bagai petir di siang hari; mampu membuyarkan lamunan. Yang sifat egoisnya sering dirindukan.



......



bukan tentang pilihan, namun tentang melepaskan. Merelakan. Membuka genggaman agar tidak semakin melukai. Melepaskan, dan menyimpannya bagai hadiah indah yang seharusnya dirawat dan dinikmati keindahan kenangannya.



.....


Good night, people. Xoxo.



Beberapa bulan lalu,


masih terpatri dalam ingatan, kapan, dimana, bagaimana rasa sesak di dada menjadi kenyataan. How it broke me to the bones. Words turn to fight. Fight to pain. Pain to tears. Tears to...strength.


It is not only about the heartache, or the brokenheart, or the broken relationship. It is about the pain. Rasa yang sama ketika dulu saya kehilangan anjing peliharaan saya karena mati sakit. Sama, but it is more complicated.


I lost my focus. Smile turned into dark bags under the eyes. Laugh turned into scream and cry. Untuk beberapa orang, merasakan 'kehilangan' is not that simple. 'Drama' pengantar rasa 'kehilangan' tersebut, juga tidak mudah untuk dilalui. It is complicated.


People asked me how I walk through the pain. I told them, I am pretending to be fine. I am not okay. I am broken and I know it.


....but all I can do is, pretending to be fine. Faking smile, faking laugh,


and the real ones will follow.


Untuk yang sedang merasa sakit, one thing that I want to tell you; berpura-puralah menjadi kuat. Berpura-puralah menjadi baik-baik saja. It is normal to cry when you have none to talk to. I know it sucks. But still, keep smiling for a day. For the next day. And the next day....until the day which the 'real' fine comes.


I am here not to tell you that the one who breaks you is a coward. I am here not to give you a validation. I am here not not to listen to your story. I am here to tell you to be fine. I am here to tell you that your struggle with be worth it. I am here to tell you, I have been there.


What I want to tell you is, everything has its ups and downs. Sometime you are on the top of the world, but sometimes, you are the clown.


...and thats normal.


When the storm comes, please remember to pretend to be fine. Berpura-puralah tertawa. Berpura-puralah jika sakit yang kamu rasakan itu tidak nyata. Berpura-puralah tidak terjadi apa-apa. And the real ones will follow. Thats what I call healing..


..and adult-ing. :))




ps: udah, nangisnya cukup semalem aja. Sayang-sayang eyecreamnya, mahaaaal beb..
Err....do I have to say hi? Seems like it's been awhile since the last time I posted something in this platform ya? Don't you miss me? No? Okay, thats fine. I have someone that miss me everyday.. Hahaha.


Well....beberapa lama ngilang, ngga pernah nulis, hidup saya isinya cuma makan-tidur-bangun-kerja, ada waktu senggang pun dipake buat scrolling (and jumping) from one to another social media timeline.


....dan ada masalah yang dimulai dari sana.


Saya, sebenarnya punya masalah dengan self-esteem. Saya mudah insecure, saya mudah merasa down, saya bukan orang yang percaya diri. Iya, you dont read it wrong. Bagi orang lain mungkin saya orang yang tampak cuek dan tidak pedulian, but deep down, every word matters for me. Saya bisa sedih banget hanya karena ada becandaan yang tidak sengaja melampaui batas. Saya bisa menangis hanya karena lemparan tawa remeh yang ditujukan kepada saya. Iya, saya se-sensitif itu.


...atau bagi sebagian orang menyebutnya;


“Butthurt amat sih?”

“Baper banget?”

“Kurang jauh mainnya tuh..”

....yada yada yada.


............


Kembali ke awal; dimana waktu luang saya banyak terisi hanya dengan tidur, santai, scrolling (and jumping....and judging silently, hehehe) from one to another social media timeline.....


....dan melihat banyak orang berwajah rupawan, banyak orang pandai, banyak orang beruntung.. yang kemudian membuat saya merasa


insecure.


...insecure akan diri sendiri. Merutuki diri sendiri karena tidak bisa serupawan itu, merutuki diri sendiri kenapa dulu tidak begini, kenapa tidak begitu, dan kenapa-kenapa lainnya...yang kemudian membuat saya menjadi pribadi yang sensitif, yang membuat saya mudah sakit hati.


..........


Masih ingat tulisan saya beberapa waktu lalu tentang “It's better not to know?”



...itu adalah kunci kehidupan saya, kisanak. Memilih untuk “menyembunyikan” beberapa sosial media memang ada kalanya penting. Memilih untuk tidak tahu apa yang orang lain lakukan....kadang memang ada untungnya, buat saya. Saya tidak ingin menjadi netizen julid yang insecure kemudian menjadi pribadi buruk dengan mengeluarkan umpatan karena saya tidak bisa seperti itu, tapi saya juga tetap ingin “stay sane” walaupun saya kadang merasa insecure. Semua tentang melindungi diri. Melindungi diri agar tetap waras, agar tetap ceria, agar otak tetap berjalan.



Ya.....in another words, kewarasan otak saya jauh lebih penting.




Sincerely, 

Etha, lagi makan mangga. xoxo.




Dear me,

sometimes, it's normal for being sad. It's normal for not smiling for a day. It's normal for crying. It's normal for being....you.


Dear me,

itu wajar jika kamu tidak bisa memenuhi harapan orang lain tentang kamu. Itu wajar jika kamu tidak bisa menjadi apa yang orang lain inginkan. Itu wajar jika kamu tidak bisa menyenangkan semua orang. Itu wajar jika kamu menjadi....kamu.


Dear me,

itu wajar jika kamu melakukan kesalahan. Itu wajar jika kamu menangis ketika jatuh. Itu wajar jika kamu berusaha tertawa dengan banyak bekas luka yang ada. Itu wajar jika kamu merasa kamu tidak baik. Itu wajar jika kamu menjadi...dirimu sendiri.


Dear me,

itu wajar jika kamu sedih akan perlakuan orang lain akan kamu. Itu wajar untuk merasa sakit hati. Itu wajar untuk kadang merasa tidak percaya diri. Itu wajar pula jika kamu kadang menyanjung diri sendiri. Itu wajar jika kamu mencitai dirimu sendiri.


Dear me,

itu wajar jika orang selalu meremehkan kamu. Itu wajar jika kamu memilih model pakaian yang berbeda dari bentu badanmu. Itu wajar jika kamu memotong habis rambutmu. Itu wajar jika kamu memiliki perbedaan dengan orang-orang lain. Itu wajar jika kamu...berbeda.


Dear me,

thank you for struggling, thank you for being strong. Terima kasih untuk menjadi tegar. Terima kasih untuk merawat luka-luka yang kini mengering, yang kini membuat kamu menjadi kamu seutuhnya. Terima kasih untuk selalu menguatkan hati, terima kasih untuk selalu menampar diri. Terima kasih untuk selalu ada, walau hanya untuk diri sendiri.


Dear me,

lihat bekas luka-luka itu! You are growing up. At the end, everything's fine, kan? Until that time, please, be strong.



Happy 23rd, Me. I love you.
It's January, 13th. 2018. I am here, alone in my room, looking back at the last year, when anything happened.


Jujurly, pikiran saya kali ini sebenernya randomly keluar pas dengerin lagunya Andy Grammer – Keep Your Head Up. Coba deh dengerin. :))


Tahun lalu, saya mendapat banyak becandaan semesta. Banyak perubahan fase kehidupan (syailah fase kehidupan bray) yang saya lalui tahun lalu. Menjadi mahasiswa akhir, ujian ini dan itu, lulus, wisuda, menjadi pengangguran, dan mendapat pekerjaan pertama saya, saya lalui tahun lalu dalam rentang waktu yang....bisa dibilang, cukup singkat.


Awal tahun lalu bikin saya cukup pusing karena penelitian yang ngga kelar-kelar, dan waktu semester yang semakin mepet. Stres dong, saya belom apa-apa dan ngeliat temen yang lain udah pada lulus. Sedih? Oh, ya jelas. Tapi ya....mau gimanapun, life must go on, kan?


Setelah dijalanin pelan-pelan, pada akhirnya semua selesai. Dan at the end, saya baik-baik saja.


Taun lalu juga, saya pertama kali, bener-bener pertama kali, ngerasain yang namanya patah hati....yang sebegitunya * sigh * . Iya, sebegitunya. Sebegitunya saya sayang sama orang, dan ketika orang itu pergi, rasanya kayak mau mati. Kehilangan teman bercanda, orang terdekat, dan segalanya dalam sosok satu orang itu ngga gampang. Buat saya yang jarang mau terikat komitmen, patah hati kala itu emang bener-bener bikin saya kurus dan ngga minat mau bergerak maju. :))


Setelah dijalanin, yah...tetep dengan drama dan air mata, saya bisa tuh lewatin patah hati yang bikin saya kurus dan pengen nangis terus. Oh ya, pada akhirnya, saya baik-baik saja.


Akhir taun lalu, saya dapet kerjaan pertama saya. Seneng? Iya. Deg-degan? Banget. Shock? Jangan ditanya. Iya banget. Kehidupan kantor, kehidupan orang kerja, bener-bener jauh dari yang saya bayangin selama ini, hahaha. Saya kebetulan paling kecil di lingkungan kantor yang seringnya dipanggil anak bawang, anak cabe, anak bonsai. Adaptasi, yang biasanya bukan masalah buat saya, kali ini.....bener-bener susah buat saya lakuin. Pulang larut malam, berangkat pagi buta, buat saya, rasanya kayak bukan kerja, tapi dikerjain.


Ya...mau ga mau saya harus tetep jalanin, sambil ketawa-ketiwi, dibarengin mewek dikit kalo lagi capek banget. Ya gimana? Mau nganggur tapi ngga punya duit, atau kerja berat tapi punya duit? (engga, jawaban nganggur tapi punya duit ngga diterima yah karena saya jamin konglomerat ngga bakal mau nikahin saya). Akhirnya pelan-pelan saya jalanin, dan lama-lama saya terbiasa.


Keadaan saya? Kalo saya ngga baik-baik aja, ga mungkin saya bisa nulis blog unfaedah ini sambil cengar-cengir sendiri sekarang. :))


Sebenernya, di tiap fase-fase yang saya alami, selalu terbesit pertanyaan...


“Am I gonna turn out fine?”


(gaya banget ngomong dalam hati aja pake Bahasa Inggris, hahaha)


...yang kemudian bikin saya mikir, setelah banyak fase yang saya lalui...


“this is just a journey, drop your worries.”


Saya masih hidup kok. Walaupun setelah mengalami patah hati yang bikin saya rasanya mau mati, dijutekin orang sekantor soalnya saya anaknya lemot, ngerasain ujian ini itu dengan orang yang super serem..... saya tetep hidup kok. Saya baik-baik aja kok. Masih bisa ketawa ketiwi, yah walaupun kemarin-kemarin sempet mewek juga sih. Tapi at the end, saya baik-baik aja. I'm totally fine.


Ya kayak kata Andy Grammer,


“only rainbow after rain, the sun will always come again. It's a circle circling, around again, it comes around again. But you gotta keep your head up, drop your worries, you'll turn out fine”


For anyone out there, yang lagi ngerasa patah hati, patah semangat, or anything. Please remember, you'll turn out fine. Ini cuma fase, at the end, kamu bakal baik-baik aja. Trust me. :)))


Happy Saturday night, everyone! Xoxo.












Langganan: Postingan ( Atom )

ABOUT AUTHOR

just a girl who trying to be independent.

LATEST POSTS

  • Self-love.
    Setelah saya baca-baca ulang di blog ini, dulu saya pernah nulis “sakit hati di usia 20-an” waktu saya masih eaaaarrrrlyyyy 20, kayaknya umu...
  • Grief Phase
     Kata orang, "When you're happy, you enjoy the music. But when you're sad, you understand the lyrics." Same goes to me. Ka...
  • Hangat, sekali.
    Dua hari kemarin, saya diem-diem nangis. Akhir bulan kemarin, saya juga nangis. Semua tercatat rapi di buku yang saya tulis sendiri. Saya se...
  • The Energy.
    "Girls, kalian harus bisa aktifkan feminine energy kalian kalau pengen dapat cowok dengan masculine energy." "Jangan terlalu ...
  • That One Word.
     (ceritanya lagi nengokin blog setelah ditinggalin lama banget..) Oh, hi there. Apa kabar? How's life? Mine has its ups and downs, but s...
  • A self reminder.
    Dulu, kalo saya suka sama orang, saya ngomong. Saya nggak suka sesuatu, saya ngomong. Saya nggak suka diperlakukan begini, saya ngomong. Dul...
  • It's what we called; Human Journey.
    Saat ini, saya hanya seorang perempuan biasa berusia 28 tahun. Dan setelah 28 tahun saya hidup, banyak sekali pertemuan dan perpisahan yang ...
  • Oh, I can see the pink sky (again, finally)
      “Nggak mungkin sih hidup begini banget terus hadiahnya cuma piring cantik” — me mumbling to myself after a rough day.   “Iya tau nanti sem...
  • Memaafkan Diri.
    So, someone noticed that it’s been months since the last time I wrote here. Ya, memang.   By the last post, you can see a short writing....
  • What if…?
    Pukul 01.28 dini hari. Tiba-tiba bangun, nggak bisa tidur lagi. Saya scroll-scroll TikTok, lanjut scroll-scroll blog ini. Saya nulis dari um...

Blogger templates

Instagram

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (8)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2020 (4)
    • ►  November (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2018 (5)
    • ▼  Desember (1)
      • Melepaskan.
    • ►  Oktober (1)
      • Healing.
    • ►  Agustus (1)
      • Tentang Melindungi Diri.
    • ►  Maret (1)
      • Dear, Me.
    • ►  Januari (1)
      • Am I Gonna Turn Out Fine?
  • ►  2017 (9)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (25)
    • ►  Desember (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (10)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ► 2025 (1)
    • ► Mei (1)
  • ► 2024 (7)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (1)
    • ► Mei (1)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2023 (8)
    • ► Oktober (1)
    • ► Agustus (2)
    • ► Juli (2)
    • ► April (1)
    • ► Maret (2)
  • ► 2022 (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2021 (13)
    • ► Desember (1)
    • ► November (1)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (2)
    • ► Agustus (1)
    • ► Juli (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (3)
    • ► April (2)
  • ► 2020 (4)
    • ► November (2)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2019 (3)
    • ► November (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Januari (1)
  • ▼ 2018 (5)
    • ▼ Desember (1)
      • Melepaskan.
    • ► Oktober (1)
      • Healing.
    • ► Agustus (1)
      • Tentang Melindungi Diri.
    • ► Maret (1)
      • Dear, Me.
    • ► Januari (1)
      • Am I Gonna Turn Out Fine?
  • ► 2017 (9)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (1)
    • ► Juli (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (3)
    • ► April (1)
    • ► Februari (1)
  • ► 2016 (25)
    • ► Desember (5)
    • ► September (1)
    • ► Agustus (2)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (1)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (9)
    • ► Januari (2)
  • ► 2015 (9)
    • ► Desember (2)
    • ► Oktober (2)
    • ► September (1)
    • ► Agustus (1)
    • ► April (1)
    • ► Februari (2)
  • ► 2014 (10)
    • ► Desember (1)
    • ► November (1)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (4)
    • ► Agustus (3)

Nama

Email *

Pesan *

Search

Like us on Facebook
Follow me on Twitter
ask me anything on askfm
  • Beranda

Menu

  • Beranda

About Me

ethaanastasia
The bubbly person behind the writings. Kinda depressed but well dressed.
Lihat profil lengkapku

About Me

ethaanastasia
The bubbly person behind the writings. Kinda depressed but well dressed.
Lihat profil lengkapku
  • Beranda

Latest Posts

  • Self-love.
    Setelah saya baca-baca ulang di blog ini, dulu saya pernah nulis “sakit hati di usia 20-an” waktu saya masih eaaaarrrrlyyyy 20, kayaknya umu...
  • Grief Phase
     Kata orang, "When you're happy, you enjoy the music. But when you're sad, you understand the lyrics." Same goes to me. Ka...
  • Hangat, sekali.
    Dua hari kemarin, saya diem-diem nangis. Akhir bulan kemarin, saya juga nangis. Semua tercatat rapi di buku yang saya tulis sendiri. Saya se...
  • The Energy.
    "Girls, kalian harus bisa aktifkan feminine energy kalian kalau pengen dapat cowok dengan masculine energy." "Jangan terlalu ...
  • That One Word.
     (ceritanya lagi nengokin blog setelah ditinggalin lama banget..) Oh, hi there. Apa kabar? How's life? Mine has its ups and downs, but s...
  • A self reminder.
    Dulu, kalo saya suka sama orang, saya ngomong. Saya nggak suka sesuatu, saya ngomong. Saya nggak suka diperlakukan begini, saya ngomong. Dul...
  • It's what we called; Human Journey.
    Saat ini, saya hanya seorang perempuan biasa berusia 28 tahun. Dan setelah 28 tahun saya hidup, banyak sekali pertemuan dan perpisahan yang ...
  • Oh, I can see the pink sky (again, finally)
      “Nggak mungkin sih hidup begini banget terus hadiahnya cuma piring cantik” — me mumbling to myself after a rough day.   “Iya tau nanti sem...
  • Memaafkan Diri.
    So, someone noticed that it’s been months since the last time I wrote here. Ya, memang.   By the last post, you can see a short writing....
  • What if…?
    Pukul 01.28 dini hari. Tiba-tiba bangun, nggak bisa tidur lagi. Saya scroll-scroll TikTok, lanjut scroll-scroll blog ini. Saya nulis dari um...

Blogroll

Flickr

About

Copyright 2014 Harta, Tahta, Margaretha.
Designed by OddThemes