“Cowok idamannya kayak gimana?”
Ceritanya barusan iseng-iseng buka
ask.fm, terus nemu pertanyaan diatas yang kira-kira udah lumayan lama
saya jawab. Saat itu sih saya jawabnya ngarang banget, asal mau
ngeshare kulit ayam kfc ke saya, itu pasti tipe cowok idaman saya
banget, hahaha.
Itu dulu.
.....ketika saya masih belum kepikiran
tentang bagaimana kriteria (cielah) seseorang yang akan saya jadikan
teman hidup kedepannya.
Nah sekarang, pikiran saya mulai
terbuka sedikit demi sedikit. Melalui beberapa kali menjalin hubungan
dengan laki-laki (yang pada akhirnya kandas semua), sekarang saya
mulai berpikir,
Saya mencari laki-laki macam apa sih?
...yang kemudian sayup-sayup terdengar
suara teman-teman saya.........
“YAELAH JENONG KAYAK UDAH PALING
CAKEP AJA ELU PAKE KRITERIA COWOK SEGALA!”
Well, kesannya emang arogan banget yah.
Mengingat saya juga bukan perempuan sempurna yang cantik tinggi
semampai pintar kalem dan rajin menabung, jadi rasanya tidak terlalu
pantas juga jika saya harus “menyeleksi” laki-laki yang nantinya
akan jadi teman hidup saya.
.....tapi, saya ngga mungkin juga kan
cuma sekedar pasrah “menerima” keadaan? Toh saya rasa semua
perempuan punya hak untuk menentukan bagaimana laki-laki yang akan
menjadi pendamping, ya itu berarti termasuk saya juga, kan?
Nah disini ngayal-ngayal babu seorang
Etha Anastasia dimulai....
- Prinsip
Menurut saya, laki-laki yang punya
prinsip yang jelas, prinsip yang “membangun” untuk dirinya, juga
prinsip yang sejalan dengan prinsip saya, merupakan pondasi yang kuat
dalam menjalani hubungan (dengan saya tentunya). Prinsip yang sejalan
dengan saya dalam konteks ini bukan berarti kami harus punya prinsip
yang sama, namun cukup sejalan saja. Saya punya banyak mimpi yang
ingin saya wujudkan, dan dia pun (seharusnya) punya mimpi yang
sebaiknya ia wujudkan. Bayangkan saja kalau nantinya kami berbeda
prinsip, mau jadi apa?
- Berpikiran maju
Saya tipikal orang yang punya banyak
mimpi dalam kepala saya. Pengen lanjut sekolah di luar negeri lah,
pengen nerbitin buku lah, pengen jadi diplomat lah, pengen jadi
presenter tv lah, dan pengen-pengen yang lain. Saya tentunya butuh
pendamping yang siap untuk mendorong saya maju, tapi yang jelas
sebelum mendorong saya untuk maju, ia sudah harus maju lebih dulu. :)
- Pinter!
Bukan, yang saya maksud pinter disini
bukan yang harus punya IPK 4.01 (emang ada?), atau harus bawa buku
kemana-mana, atau yang kerjaannya ngomongin rumus-rumus fisika yang
rumit, atau apapun hal nerd
lainnya, ya karena saya bukan perempuan yang pinter juga. Bagi saya,
pinter disini ya yang nyambung kalo diajak ngobrol, apalagi saya
orang yang random seperti ini. Pagi ngomongin makanan enak, siang
ngomongin tempat nongkrong asik, sore ngomongin hewan-hewan lucu,
malem ngomongin “pecel lele itu pecelnya dimana?” (yang saya
masih ngga ngerti itu pecelnya dimana).
Pernah ada kasus
lucu tentang saya dan laki-laki yang bisa disebut “mantan”
gebetan saya. Kala itu kami ngobrol di sebuah kafe, dan seperti
biasa, saya tiba-tiba nyeletuk “Eh kamu suka Payung Teduh ngga?”.
Dia bilang, “Ha apaan tuh?”. Yaaaa karena ga banyak orang yang
tau Payung Teduh, jadi ya wajar aja kalau dia ga tau. (etha anaknya
positive thinking banget gitu)
Kemudian topik saya
belokkan. “Eh samsung ngeluarin S5 lohhhhh keren gila.....” yang
kemudian dijawab “Ha aku ga ngerti gadget hehe”.
Okay.........sedikit ilfeel lah sekarang. Kemudian saya belokkan lagi
topik sampai ke “Emang kamu suka musik yang kayak gimana?” dan
jawabannya kali ini bikin saya tercengang dan akhirnya memutuskan
untuk tidak melanjutkan pendekatan, yaitu.......
“Aku sih sering
dengerin dangdut koplo.”
Ya. Masa lalu yang
indah.
- Rapi
Makin kesini saya
udah ngga pernah lagi memikirkan bagaimana fisik laki-laki yang
nantinya akan jadi pendamping saya. Tidak perlu harus tinggi putih
berhidung mancung, tapi cukup....rapi. Dan bersih. (Etha anaknya ga
suka menuntut kan? Kan????)
- Bisa menerima saya, dan keluarga saya.
Kelihatannya simpel
memang, tapi dalam prakteknya....sulit sekali. Saya ini perempuan
yang tidak suka diposesifin (kalo kata anak sekarang mah gitu), tapi
sekaligus perempuan yang gampang insecure terhadap pasangan. Salah
satu contohnya itu sih. Plus kadang memang ada beberapa laki-laki
yang mundur ketika melihat keluarga saya yang memang terkesan
“pemilih” dan......yah gitu lah.
- Seiman
Ini poin paling
penting sih. Yaaaa bayangin aja kalau semua kriteria diatas udah
dipenuhi tapi ternyata beda agama? Ya. Ambyar.
Ya saya tau,
manusia cuma bisa berangan-angan dan berencana, tapi kadang Tuhan
punya rencana sendiri, dan Ia lah yang nantinya akan menentukan. Tapi
so far kalo sekedar ngayal-ngayal babu kayak gini sih, cincailah!
Xoxo
-tha-