Gadis Biasa Saja.
Nama saya Anastasia Margaretha Eka
Putri. Hanya seorang gadis biasa dengan wajah yang biasa saja, dengan
postur tubuh yang sangat biasa saja, dengan kepribadian yang biasa
saja, dengan cerita kehidupan yang juga biasa saja. Tidak ada yang
dapat ditonjolkan, namun seharusnya tidak pula diremehkan.
Saya tidak punya yang kebanyakan gadis
lainnya punya. Mobil mewah, baju keren, sepatu lucu, handphone up to
date, uang melimpah, bahkan keluarga konglomerat. Saya hanya gadis
yang biasa saja, yang hidup biasa saja dengan serba sederhana. Kalau
kamu berpikir saya memiliki hati yang suci serta taat beragama,
sepertinya kamu salah. Saya lahir dan besar dalam lingkungan yang
bisa dibilang biasa saja, tidak terlalu taat beragama, namun juga
tidak sampai terpecah belah. Dan jika kamu berpikir bahwa saya adalah
orang yang kurang bersyukur, menurut saya, sekali lagi, sepertinya
kamu salah. Saya bersyukur, sangat bersyukur bahkan, dilahirkan dalam
keluarga biasa saja, karena saya bisa mengerti bagaimana rasanya
tidak memiliki uang sepeserpun dikala teman-teman lain berlomba-lomba
meninggikan uang saku. Saya mengerti bagaimana rasanya pulang sekolah
harus naik angkot kemanapun, harus menabung dahulu untuk mendapat
sesuatu yang saya inginkan kala itu, juga harus menahan lapar karena
tidak memiliki uang yang bisa saya pakai jajan kala itu.
Saya bersyukur menjadi seorang gadis
yang biasa saja, yang selalu menghargai apa itu uang, apa itu usaha.
Saya besyukur lebih dari apapun karena bisa menemani kedua orangtua
saya dari nol hingga kini. Saya bersyukur memiliki kedua orangtua
yang selalu peduli akan apa yang saya butuhkan, hingga kini saya
tumbuh tanpa kekurangan suatu apapun.
Sebagai seorang gadis biasa, saya
sangat sering menjumpai situasi dimana saya harus berjuang,
sendirian, dan tanpa uang. Saya juga sangat sering menjumpai situasi
dimana saya harus merangkak dari bawah, diinjak, bahkan ditendang.
Sendirian. Saya harus mengandalkan diri sendiri. Kamu tahu kenapa?
Ya, karena saya seorang gadis biasa.
Tanpa embel-embel uang, mobil mewah,
badan tinggi semampai, pipi tirus maupun senyum yang menawan, dan
lainnya.
Juga tanpa kecerdasan diatas rata-rata
seperti yang gadis-gadis lain miliki.
Tapi apa itu menjadi alasan agar saya
patut diremehkan? Apa itu menjadi alasan agar saya dipandang lebih
rendah daripada yang lain?
Jika kamu berpikir saya iri dengan
gadis lain diluar sana, untuk kesekian kalinya saya katakan, kamu
salah. Tidak, saya tidak iri. Tidak pula menuntut orang lain agar
tidak meremehkan saya. Tidak pula mengharap belas kasihan orang lain
yang menganggap saya seorang fakir yang haus akan pengakuan banyak
orang bahwa mereka yang maju hanyalah karena uang, atau hanya karena
kecantikan. Tidak. Tidak seperti itu.
Saya memang hanya seorang gadis biasa.
Namun ketika saya melihat sekeliling saya, ada sangat banyak orang
yang luar biasa. Saya hidup ditengah keluarga yang luar biasa,
orangtua yang tak pernah berhenti menyebut nama saya dalam doa, yang
rela mengantar saya kemanapun untuk mencari pengobatan, yang rela
melakukan apapun demi kesehatan saya bisa kembali. Ibu yang rela
kehilangan tubuh moleknya untuk mengandung dan melahirkan saya, yang
rela tangannya banyak luka untuk memasakkan makanan kesukaan saya,
yang rela menurunkan ego dan berhenti bekerja demi merawat saya. Juga
ayah yang rela tiap hari berangkat bekerja pukul tiga pagi, melakukan
perjalanan empat jam lamanya untuk mencari nafkah dan pulang kerumah
malamnya untuk bertemu keluarganya. Ayah, terimakasih sudah merelakan
waktu tidurmu yang hanya sebentar itu untuk memenuhi pundi-pundi agar
dapur kita tetap mengepul.
Memiliki teman-teman yang luar biasa
juga sebuah harta bagi saya. Mereka yang selalu hadir ketika saya
jatuh, ketika saya sakit, ketika saya berada di titik terbawah hidup
saya. Mereka yang selalu berhasil membuat saya tertawa terbahak
bahkan ketika saya sedang berada di masa sakit, di masa patah hati,
juga di masa terendah hidup saya. Mereka yang membuat saya selalu
sadar, bahwa saya bisa.
Untuk mereka pula, yang sering
meremehkan serta memandang rendah saya. Terima kasih. Tanpa kalian
mungkin saat ini, tulisan ini tidak akan keluar dari pikiran saya.
Tanpa kalian, mungkin saat ini, saya akan termenung dan menangisi
hidup saya sendiri. Tanpa kalian, saya tidak akan menjadi seperti
sekarang.
:))
-tha-
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar