Gadis itu, pernah tertawa terbahak,
bercerita tentang kejadian lucu yang
dialaminya.
Dengan secangkir macchiato,
dan seorang laki-laki yang menyalakan
rokok,
lengkap dengan wajah jahil; seperti
siap mencemooh.
Gadis itu pernah berwajah riang,
walaupun jarum infus masih terpasang,
juga pipi penuhnya yang hilang,
dan mata sayu kelelahan.
Gadis itu tak pernah bosan memamerkan
lesung pipinya,
tertawa, di tengah perjalanan,
hujan lebat, bersama sahabat,
dan menertawakan kebodohan bersama.
Ini bukan tentang dengan siapa ia
berhubungan,
tetapi bagaimana kesan terbentuk,
yang mengukir lengkung dan lesung pipi.
Gadis itu pernah berlari kencang,
tertawa lepas,
tanpa peduli akan luka di kakinya.
Gadis itu pernah berjalan perlahan,
tersenyum simpul,
lupa bahwa ia berjalan sendiri.
Sekali lagi, ini bukan tentang dengan
siapa ia berjalan,
tetapi bagaimana hidup yang sangat ia
nikmati,
saat sendirian sekalipun.
Gadis itu pernah sebahagia itu,
tapi tidak untuk sekarang.