Being adult.

Siang itu, hari Senin tepatnya. Ketika aku sedang berbincang dengan ibu, mengenai keadaan lingkunganku di masa perkuliahan, alias keadaan kampusku, yang menurutku berbeda jauh dengan masa SMA-ku yang terlampau menyenangkan.


"Bu, mosok sekarang temen-temen kuliahku anaknya ga mau tolong menolong kalo ngerjain tugas? Pada sibuk ngurusin diri sendiri, malah ada yang sampe pelit banget ngajarin temen yang lain.."

"Ya itulah masa kuliah nduk, ibu dulu juga pernah ngerasain yang kayak begitu, kuliah itu bukan untuk seneng-seneng kayak jaman SMA-mu, kuliah itu untuk masa depan, ya wajar mereka egois, toh masa depan nantinya akan sendiri-sendiri, gak bergantung teman lagi.."

Aku terdiam mendengar jawaban ibu.

Iya ya. 

Masa depan tidak mungkin didapatkan dengan bergantung orang lain lagi, karena masa depan itu milik individu. Awalnya aku tidak terima dengan jawaban ibu ini, namun setelah dipikir-pikir lagi, kita manusia punya masa dimana kita bisa bermanja-manja, bersenang-senang, dan akhirnya menentukan masa depan. Aku, telah 19 tahun hidup dan kini mulai menjalani masa dimana aku harus melangkah hati-hati untuk meraih masa depan yang cerah. Aku bukan anak baru gede yang masih memikirkan hari ini mau kemana dan sama siapa, tapi aku sudah dewasa dan harus memikirkan besok mau jadi apa.

Aku tersenyum.

Ku pikir memang benar apa yang dilakukan teman-temanku saat ini. Egois, tidak selalu buruk. Karena hidup akan dijalani sendiri-sendiri juga, nantinya.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar