Well, God will always has His way.

Sekitar 4 bulan lalu, pertengahan bulan Mei tepatnya, aku terkena penyakit paru-paru. Penyakit yang kuderita memang sudah lama, tapi aku termasuk orang yang cuek dan nggak peduli sama rasa sakit yang kualami. Sekitar setahun yang lalu, aku sudah mulai merasakan nyeri di dada yang nggak bisa ditahan, dan mulai sering sesak napas, juga batuk-batuk yang parah. Namun, lagi-lagi aku cuek. Aku tetap beraktifitas seperti biasanya. Kuliah, jalan-jalan bersama teman-teman, ngopi-ngopi, dsb.


Lama kelamaan badanku mulai merasakan sakit yang lebih sakit lagi. Badanku mulai demam tiap kali berada didalam ruangan ber-AC. Tiap bangun pagi, badanku selalu menggigil dan akhirnya suhu badanku meningkat. Namun, lagi-lagi aku cuek. Hanya kelelahan, pikirku.

Kemudian badanku lambat laun semakin kurus, bahkan kurus kering. Berat badanku menurun drastis. Wajahku pucat, jalan pun sempoyongan. Mirip zombie, kata teman-temanku. Rambutku terus menerus rontok, dan rasa nyeri di dadaku pun semakin parah. Aku sering tidak masuk kuliah (mungkin hampir sebulan) karena sakit yang kuderita ini. Kucoba memeriksakannya ke beberapa dokter, namun yang kudapat hanya sakit yang tak kunjung sembuh. Infeksi lambung lah, radang gusi lah, anemia lah, itu pendapat dokter yang kudatangi.

Sampai suatu ketika, orangtuaku sudah lelah membawaku ke dokter dan pengobatan lainnya. Akhirnya aku dibawa ke rumah sakit karena sakit yang semakin parah. Dan guess what? Setelah cek rontgen dan medical check-up, ternyata ada sekitar setengah liter cairan di paru-paruku. Dokter bilang kalau sebenarnya penyakit ini sudah lama ada di tubuhku, namun (lagi-lagi) aku yang cuek dengan kesehatanku sendiri, sehingga menyebabkan penyakit ini semakin parah.

Selama masa pengobatan di rumah sakit, orangtuaku selalu menjaga aku dan tidak meninggalkan kamarku sedetikpun. Terlihat guratan-guratan kelelahan diwajah mereka, namun mereka tetap bersamaku, tidak ingin putri mereka sendirian. Rasanya terharu melihat kedua orangtuaku begitu sabarnya menjagaku. 

Kini, setelah merasakan sakit seperti itu, aku mulai menjaga kesehatanku agar tidak sampai sakit lagi dan merepotkan kedua orangtuaku.

Setelah dipikir lebih jauh, sebenarnya ini semua rencana Tuhan. Yah, sebenarnya Tuhan sudah mengingatkanku melalui gejala-gejala penyakit ini, namun aku yang terlalu cuek sehingga menghiraukannya. Akhirnya Tuhan pun memberi aku penyakit seperti ini supaya aku sadar, bahwa kesehatan itu mahal harganya., supaya aku sadar pula bahwa aku memiliki kedua orangtua yang sangat menyayangiku dengan cara mereka sendiri, dan supaya aku sadar pula, bahwa Tuhan selalu memiliki cara-Nya sendiri untuk menyadarkan umat-Nya, dan cara-Nya merupakan yang terbaik. :)


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar