Bunga liar.....yang tumbuh.

Aku memiliki sebuah mindset kalau orang-orang itu dilahirkan dengan keunikan dan perbedaannya masing-masing. Keunikan itulah yang kemudian mereka pilih untuk menjadi sebuah karakter yang kini hinggap dan ikut bertumbuh dalam jiwa.

Begitupun aku.
Jika perempuan diandaikan sebagai bunga, mungkin aku ini bunga liar. Bunga yang bisa tumbuh dan hidup dimana saja, bahkan di pinggir sungai yang keruh sekalipun. Yang hidupnya spontan, apa adanya. Yang memiliki banyak warna, yang bisa hidup dimanapun ia mau.

Aku, gadis liar. Yang biasa hidup di lingkungan yang “keras”. Yang biasa hidup diantara asap rokok, bau alkohol, juga dentuman musik yang kencang. Yang sudah terbiasa ketika harus membantu teman bangun ketika ia sedang mabuk berat, yang biasa dicemooh orang karena segala “keliaran” yang aku miliki.

Aku, gadis liar. Yang punya sejuta pemikiran didalam kepala. Yang punya beribu mimpi untuk diwujudkan. Yang punya ratusan alasan untuk tetap bertahan. Yang pilihannya kebanyakan berbeda dengan pilihan banyak orang. Yang memilih untuk sendiri sementara ketimbang harus terjebak dalam hubungan yang salah.

Aku, gadis liar. Yang tidak ingin bergantung dengan orang lain. Yang selalu ingin untuk menjadi yang terbaik. Yang memilih untuk tertawa terbahak daripada tersenyum manis. Yang lebih sering terdengar kasar ketimbang bertingkah lembut dan keibuan. Yang lebih suka untuk main ke tempat baru daripada harus berdiam di rumah.

Aku, gadis liar. Yang bisa santai saja untuk mengobrol dengan orang baru. Yang tidak punya malu untuk diperlihatkan. Yang selalu bertingkah seperti anak ayam yang tidak bisa diam. Yang harus berjuang untuk....hidup.

Aku, gadis liar. Yang (dulunya) bisa menghabiskan beberapa batang rokok dalam satu hari. Yang (dulunya) harus berjuang menghadapi penyakit yang hinggap dari benda itu.

Kembali, anggap saja aku adalah bunga liar. Yang tumbuh di tempat tersembunyi, tertutup rumput dan alang-alang yang lebih tinggi. Yang kadang disepelekan orang. Yang tidak menonjol. Yang sering dibuang orang karena tidak mengandung unsur keindahan..

Tetap saja, walaupun liar, aku adalah bunga.
Bunga, bisa tumbuh. Apapun jenisnya. Walaupun ia adalah bunga liar. Akupun.

Gadis liar pun bisa tumbuh. Pilihannya ada dua, menjadi tetap liar, atau menjadi jinak. Dan kamu pasti tau, bahwa aku akan memilih keduanya.

Aku tidak ingin menjadi jinak, namun aku lelah menjadi liar.

Bertambah satu tahun usiaku, secara tidak langsung membuatku berpikir bahwa aku harus berubah. Harus tumbuh. Harus menyerap banyak air dan kemudian menunjukkan mahkotaku, kelopakku.

Seperti manusia lainnya, wajar apabila aku lelah. Lelah untuk terus berlari. Begitupun aku, yang lelah menjadi liar, yang berpikir bahwa......

“Udah. Cukup. Kemarin boleh seneng-seneng terus, sekarang udah umur segini, dan harus sadar juga kalo hidup ga bakal tentang seneng-seneng terus.”

Aku tidak pernah menjadi jinak, namun tidak pula liar. Aku akan selalu menjadi aku, yang tertawa keras, yang tak pernah bisa duduk diam, yang liar, namun tidak pula jinak.





Kediri, 25 Maret 1995 – 2016 and still counting. Selamat hari lahir, Etha!









Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar