Harta, Tahta, Margaretha

  • Hello!
  • Twitter
  • Ask.fm
  • Instagram
Home Archive for Agustus 2016
“cewek itu harus realistis”,
“cewek itu bukan matre tapi realistis”,
“yaiyalah cewek harus realistis jaman sekarang semua serba duit”,
dan masih banyak lagi ungkapan yang sangat sering saya dengar, well, dari mulut sesama perempuan juga.


Iya, perempuan. Entah perempuan dewasa, entah perempuan yang masih menjadi mahasiswi, entah ibu rumah tangga, entah perempuan yang menghabiskan waktu untuk belanja, dan masih banyak perempuan lainnya.


Banyak perempuan masih sering menjadikan uang sebagai alasan mereka untuk menjadi realistis, realistis dalam memilih laki-laki sebagai pendamping hidupnya. Banyak perempuan yang masih menjadikan 'harta' si laki-laki ini sebagai patokan apakah nantinya hubungan mereka akan berlanjut atau tidak. Well, tidak salah memang, toh namanya juga realistis, semua serba mahal dan harus menggunakan uang.


Tapi.....


Saya juga sering dengar banyak pula perempuan mengatakan, “kita mah cari cowok yang mapan-mapan aja, bedak mahal, lipstick mahal, perawatan mahal..”


Well......


Dari point ini, saya mulai menanyakan..... itu realistis atau matrealistis?


Dua kata itu, menurut saya, bisa dilihat memiliki perbedaan yang sangat tipis (nyaris tidak berbeda), namun ternyata sangat berbeda setelah dilihat kembali. Menurut saya, realistis itu ketika perempuan berusaha meningkatkan kualitas dirinya, entah melalui pendidikan, entah melalui karir, atau apapun, dengan harapan supaya mendapatkan pendamping yang 'setara' dengan dirinya. Realistis itu ketika perempuan mengerti bahwa hidup memerlukan banyak biaya, maka perempuan akan berusaha untuk mencukupi hidupnya sendiri, tanpa mengandalkan orang lain. Realistis itu ketika perempuan tidak mengharapkan apapun dari pendampingnya, ya karena perempuan bisa memenuhinya sendiri.


Menurut saya (ya, masih menurut saya), apa yang banyak perempuan pikirkan selama ini itu sebenarnya bukan realistis. Banyak perempuan seakan menjadikan pendampingnya sebagai 'sandaran' hidupnya, tanpa harus susah-susah meningkatkan kualitas diri mereka terlebih dulu. Banyak perempuan mencari pendamping yang kaya raya hanya karena alasan, 'makeup mahal', atau 'gue sih gamau makan cinta doang', atau 'please lah sekarang biaya sekolah anak gila-gilaan'....yang kemudian membuat saya spontan berpikir,


“girls....how much are you really worth?”

....


Saya, perempuan 21 tahun. Sedang berusaha meningkatkan kualitas diri, supaya nantinya memiliki karir yang baik dan mampu membiayai hidup saya sendiri, tanpa harus merepotkan pendamping saya nantinya. Saya suka tas mahal, saya suka sepatu mahal, saya suka jalan-jalan, tapi saya rasa itu bukan alasan supaya saya mencari pasangan yang dapat memenuhi itu semua. Simpel saja, ini hidup saya, dan sebaiknya saya sendiri yang membiayainya, bukan orang lain.


Ohya (tenang aja ini part terakhir :D) menurut saya (iya, menurut saya lagi), mencari pasangan 'mapan' itu bukan berarti ia yang harus kaya raya atau apa, karena saya rasa, kerja keras, keinginan untuk maju, sabar dan ulet, itu lebih penting.



...



xoxo.
Di sepanjang trotoar rindang, berpayungkan pohon-pohon besar hijau, ditemani harum tanah selepas hujan,
kita berjalan, beriringan. Sedang satu tujuan, walau tidak tau akan berakhir bagaimana.

Kita sama-sama pernah melewati indahnya jatuh cinta, pernah pula merasakan perihnya luka ketika tergores patahan hati sendiri. Kita sama-sama tau, cinta tak melulu soal bilang “i love you” setiap hari, namun kesediaan untuk selalu ada. Kapanpun, dan dalam keadaan apapun.

Kita sama-sama tau, jarak terjauh yang terhempas diantara manusia itu bukan jarak antar kota satu dan lainnya, namun ego dan gengsi yang menggunung. Kita juga sama-sama tau, bahwa akan ada banyak rintangan yang menunggu kita di depan sana. Bahwa apa yang kita jalani saat ini tidak akan mudah, tidak akan semulus apa yang pernah dipikirkan diawal.

.....

Seberat apapun itu, aku ingat, aku masih memiliki kamu.

Memiliki kamu dalam hidupku itu seperti memandangi turunnya matahari pada sebuah tepi sawah yang damai,
atau seperti menghirup aroma tanah setelah diguyur hujan,
mendamaikan, menenangkan.

Ya karena setiap kali aku gelisah, aku ingat, aku masih memiliki kamu.
...dan kemudian semua akan kembali baik-baik saja.

....

Seakan menjadi candu, kamu selalu menjadi yang pertama terlintas di benak ketika sedang penat-penatnya. Seakan menjadi sosok yang disenandungkan para penyanyi di lagu indah yang sering aku dengarkan. Seakan menjadi seorang tokoh yang dikirimkan Tuhan untuk menemani aku, walau aku tidak ingin semua ini hanya berakhir sebagai teman.

Seakan menjadi rutinitas, merindukanmu seakan tak pernah ada habisnya, walau diulang lagi dan lagi. Bukannya berkurang, rindu itu seakan malah makin mendalam.

....

Untuk kamu, yang menjadi temanku untuk menertawakan kebodohan bersama,
terima kasih...

atas segala waktu yang kamu sisihkan tiap harinya hanya untuk sekedar menyapa di pagi hari,
atas segala kesabaran yang kamu tunjukkan tiap aku marah atau sebal karena satu hal kecil yang bahkan sebenarnya itu bukan salahmu,
atas segala kehadiran yang kamu luangkan tiap aku butuh pundak untuk bersandar, dan telinga untuk mendengar,
atas segala kesediaan untuk menerima aku tanpa mengubah apapun,
dan terima kasih pula untuk segala tawa yang rasanya tidak pernah berhenti hingga tulisan ini hadir.

...

For you, Abu. :)







Langganan: Postingan ( Atom )

ABOUT AUTHOR

just a girl who trying to be independent.

LATEST POSTS

  • Self-love.
    Setelah saya baca-baca ulang di blog ini, dulu saya pernah nulis “sakit hati di usia 20-an” waktu saya masih eaaaarrrrlyyyy 20, kayaknya umu...
  • Grief Phase
     Kata orang, "When you're happy, you enjoy the music. But when you're sad, you understand the lyrics." Same goes to me. Ka...
  • Hangat, sekali.
    Dua hari kemarin, saya diem-diem nangis. Akhir bulan kemarin, saya juga nangis. Semua tercatat rapi di buku yang saya tulis sendiri. Saya se...
  • The Energy.
    "Girls, kalian harus bisa aktifkan feminine energy kalian kalau pengen dapat cowok dengan masculine energy." "Jangan terlalu ...
  • That One Word.
     (ceritanya lagi nengokin blog setelah ditinggalin lama banget..) Oh, hi there. Apa kabar? How's life? Mine has its ups and downs, but s...
  • A self reminder.
    Dulu, kalo saya suka sama orang, saya ngomong. Saya nggak suka sesuatu, saya ngomong. Saya nggak suka diperlakukan begini, saya ngomong. Dul...
  • It's what we called; Human Journey.
    Saat ini, saya hanya seorang perempuan biasa berusia 28 tahun. Dan setelah 28 tahun saya hidup, banyak sekali pertemuan dan perpisahan yang ...
  • Oh, I can see the pink sky (again, finally)
      “Nggak mungkin sih hidup begini banget terus hadiahnya cuma piring cantik” — me mumbling to myself after a rough day.   “Iya tau nanti sem...
  • Memaafkan Diri.
    So, someone noticed that it’s been months since the last time I wrote here. Ya, memang.   By the last post, you can see a short writing....
  • What if…?
    Pukul 01.28 dini hari. Tiba-tiba bangun, nggak bisa tidur lagi. Saya scroll-scroll TikTok, lanjut scroll-scroll blog ini. Saya nulis dari um...

Blogger templates

Instagram

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (8)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2020 (4)
    • ►  November (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2016 (25)
    • ►  Desember (5)
    • ►  September (1)
    • ▼  Agustus (2)
      • Jadi..... Itu Realistis atau Matre?
      • Ceracau Rindu
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2014 (10)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ► 2025 (1)
    • ► Mei (1)
  • ► 2024 (7)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (1)
    • ► Mei (1)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2023 (8)
    • ► Oktober (1)
    • ► Agustus (2)
    • ► Juli (2)
    • ► April (1)
    • ► Maret (2)
  • ► 2022 (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2021 (13)
    • ► Desember (1)
    • ► November (1)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (2)
    • ► Agustus (1)
    • ► Juli (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (3)
    • ► April (2)
  • ► 2020 (4)
    • ► November (2)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2019 (3)
    • ► November (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2018 (5)
    • ► Desember (1)
    • ► Oktober (1)
    • ► Agustus (1)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2017 (9)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (1)
    • ► Juli (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (3)
    • ► April (1)
    • ► Februari (1)
  • ▼ 2016 (25)
    • ► Desember (5)
    • ► September (1)
    • ▼ Agustus (2)
      • Jadi..... Itu Realistis atau Matre?
      • Ceracau Rindu
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (1)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (9)
    • ► Januari (2)
  • ► 2015 (9)
    • ► Desember (2)
    • ► Oktober (2)
    • ► September (1)
    • ► Agustus (1)
    • ► April (1)
    • ► Februari (2)
  • ► 2014 (10)
    • ► Desember (1)
    • ► November (1)
    • ► Oktober (1)
    • ► September (4)
    • ► Agustus (3)

Nama

Email *

Pesan *

Search

Like us on Facebook
Follow me on Twitter
ask me anything on askfm
  • Beranda

Menu

  • Beranda

About Me

ethaanastasia
The bubbly person behind the writings. Kinda depressed but well dressed.
Lihat profil lengkapku

About Me

ethaanastasia
The bubbly person behind the writings. Kinda depressed but well dressed.
Lihat profil lengkapku
  • Beranda

Latest Posts

  • Self-love.
    Setelah saya baca-baca ulang di blog ini, dulu saya pernah nulis “sakit hati di usia 20-an” waktu saya masih eaaaarrrrlyyyy 20, kayaknya umu...
  • Grief Phase
     Kata orang, "When you're happy, you enjoy the music. But when you're sad, you understand the lyrics." Same goes to me. Ka...
  • Hangat, sekali.
    Dua hari kemarin, saya diem-diem nangis. Akhir bulan kemarin, saya juga nangis. Semua tercatat rapi di buku yang saya tulis sendiri. Saya se...
  • The Energy.
    "Girls, kalian harus bisa aktifkan feminine energy kalian kalau pengen dapat cowok dengan masculine energy." "Jangan terlalu ...
  • That One Word.
     (ceritanya lagi nengokin blog setelah ditinggalin lama banget..) Oh, hi there. Apa kabar? How's life? Mine has its ups and downs, but s...
  • A self reminder.
    Dulu, kalo saya suka sama orang, saya ngomong. Saya nggak suka sesuatu, saya ngomong. Saya nggak suka diperlakukan begini, saya ngomong. Dul...
  • It's what we called; Human Journey.
    Saat ini, saya hanya seorang perempuan biasa berusia 28 tahun. Dan setelah 28 tahun saya hidup, banyak sekali pertemuan dan perpisahan yang ...
  • Oh, I can see the pink sky (again, finally)
      “Nggak mungkin sih hidup begini banget terus hadiahnya cuma piring cantik” — me mumbling to myself after a rough day.   “Iya tau nanti sem...
  • Memaafkan Diri.
    So, someone noticed that it’s been months since the last time I wrote here. Ya, memang.   By the last post, you can see a short writing....
  • What if…?
    Pukul 01.28 dini hari. Tiba-tiba bangun, nggak bisa tidur lagi. Saya scroll-scroll TikTok, lanjut scroll-scroll blog ini. Saya nulis dari um...

Blogroll

Flickr

About

Copyright 2014 Harta, Tahta, Margaretha.
Designed by OddThemes