Ceracau Rindu

Di sepanjang trotoar rindang, berpayungkan pohon-pohon besar hijau, ditemani harum tanah selepas hujan,
kita berjalan, beriringan. Sedang satu tujuan, walau tidak tau akan berakhir bagaimana.

Kita sama-sama pernah melewati indahnya jatuh cinta, pernah pula merasakan perihnya luka ketika tergores patahan hati sendiri. Kita sama-sama tau, cinta tak melulu soal bilang “i love you” setiap hari, namun kesediaan untuk selalu ada. Kapanpun, dan dalam keadaan apapun.

Kita sama-sama tau, jarak terjauh yang terhempas diantara manusia itu bukan jarak antar kota satu dan lainnya, namun ego dan gengsi yang menggunung. Kita juga sama-sama tau, bahwa akan ada banyak rintangan yang menunggu kita di depan sana. Bahwa apa yang kita jalani saat ini tidak akan mudah, tidak akan semulus apa yang pernah dipikirkan diawal.

.....

Seberat apapun itu, aku ingat, aku masih memiliki kamu.

Memiliki kamu dalam hidupku itu seperti memandangi turunnya matahari pada sebuah tepi sawah yang damai,
atau seperti menghirup aroma tanah setelah diguyur hujan,
mendamaikan, menenangkan.

Ya karena setiap kali aku gelisah, aku ingat, aku masih memiliki kamu.
...dan kemudian semua akan kembali baik-baik saja.

....

Seakan menjadi candu, kamu selalu menjadi yang pertama terlintas di benak ketika sedang penat-penatnya. Seakan menjadi sosok yang disenandungkan para penyanyi di lagu indah yang sering aku dengarkan. Seakan menjadi seorang tokoh yang dikirimkan Tuhan untuk menemani aku, walau aku tidak ingin semua ini hanya berakhir sebagai teman.

Seakan menjadi rutinitas, merindukanmu seakan tak pernah ada habisnya, walau diulang lagi dan lagi. Bukannya berkurang, rindu itu seakan malah makin mendalam.

....

Untuk kamu, yang menjadi temanku untuk menertawakan kebodohan bersama,
terima kasih...

atas segala waktu yang kamu sisihkan tiap harinya hanya untuk sekedar menyapa di pagi hari,
atas segala kesabaran yang kamu tunjukkan tiap aku marah atau sebal karena satu hal kecil yang bahkan sebenarnya itu bukan salahmu,
atas segala kehadiran yang kamu luangkan tiap aku butuh pundak untuk bersandar, dan telinga untuk mendengar,
atas segala kesediaan untuk menerima aku tanpa mengubah apapun,
dan terima kasih pula untuk segala tawa yang rasanya tidak pernah berhenti hingga tulisan ini hadir.

...

For you, Abu. :)







Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar