Jadi..... Itu Realistis atau Matre?

“cewek itu harus realistis”,
“cewek itu bukan matre tapi realistis”,
“yaiyalah cewek harus realistis jaman sekarang semua serba duit”,
dan masih banyak lagi ungkapan yang sangat sering saya dengar, well, dari mulut sesama perempuan juga.


Iya, perempuan. Entah perempuan dewasa, entah perempuan yang masih menjadi mahasiswi, entah ibu rumah tangga, entah perempuan yang menghabiskan waktu untuk belanja, dan masih banyak perempuan lainnya.


Banyak perempuan masih sering menjadikan uang sebagai alasan mereka untuk menjadi realistis, realistis dalam memilih laki-laki sebagai pendamping hidupnya. Banyak perempuan yang masih menjadikan 'harta' si laki-laki ini sebagai patokan apakah nantinya hubungan mereka akan berlanjut atau tidak. Well, tidak salah memang, toh namanya juga realistis, semua serba mahal dan harus menggunakan uang.


Tapi.....


Saya juga sering dengar banyak pula perempuan mengatakan, “kita mah cari cowok yang mapan-mapan aja, bedak mahal, lipstick mahal, perawatan mahal..”


Well......


Dari point ini, saya mulai menanyakan..... itu realistis atau matrealistis?


Dua kata itu, menurut saya, bisa dilihat memiliki perbedaan yang sangat tipis (nyaris tidak berbeda), namun ternyata sangat berbeda setelah dilihat kembali. Menurut saya, realistis itu ketika perempuan berusaha meningkatkan kualitas dirinya, entah melalui pendidikan, entah melalui karir, atau apapun, dengan harapan supaya mendapatkan pendamping yang 'setara' dengan dirinya. Realistis itu ketika perempuan mengerti bahwa hidup memerlukan banyak biaya, maka perempuan akan berusaha untuk mencukupi hidupnya sendiri, tanpa mengandalkan orang lain. Realistis itu ketika perempuan tidak mengharapkan apapun dari pendampingnya, ya karena perempuan bisa memenuhinya sendiri.


Menurut saya (ya, masih menurut saya), apa yang banyak perempuan pikirkan selama ini itu sebenarnya bukan realistis. Banyak perempuan seakan menjadikan pendampingnya sebagai 'sandaran' hidupnya, tanpa harus susah-susah meningkatkan kualitas diri mereka terlebih dulu. Banyak perempuan mencari pendamping yang kaya raya hanya karena alasan, 'makeup mahal', atau 'gue sih gamau makan cinta doang', atau 'please lah sekarang biaya sekolah anak gila-gilaan'....yang kemudian membuat saya spontan berpikir,


“girls....how much are you really worth?”

....


Saya, perempuan 21 tahun. Sedang berusaha meningkatkan kualitas diri, supaya nantinya memiliki karir yang baik dan mampu membiayai hidup saya sendiri, tanpa harus merepotkan pendamping saya nantinya. Saya suka tas mahal, saya suka sepatu mahal, saya suka jalan-jalan, tapi saya rasa itu bukan alasan supaya saya mencari pasangan yang dapat memenuhi itu semua. Simpel saja, ini hidup saya, dan sebaiknya saya sendiri yang membiayainya, bukan orang lain.


Ohya (tenang aja ini part terakhir :D) menurut saya (iya, menurut saya lagi), mencari pasangan 'mapan' itu bukan berarti ia yang harus kaya raya atau apa, karena saya rasa, kerja keras, keinginan untuk maju, sabar dan ulet, itu lebih penting.



...



xoxo.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar