Kata Siapa Jadi Anak Sastra Itu Gampang?


Tulisan ini bermula ketika ada beberapa pertanyaan masuk di situs ask.fm punyaku, well, seperti biasa, anonim, alias tanpa nama. Tiap kali ada pertanyaan masuk ke ask.fm punyaku ini, entah kenapa pasti selalu deg-degan aja bawaannya, apalagi kalo si penanya ini pake fitur anonim. Bukannya nanya, biasanya si anon ini tuh ngeluarin statement menghujat, well, walaupun emang dia cuma anon yang fana, tapi tetep aja ngeselin kan?


Kok jadi curhat? Hmm, oke skip. Udah terlanjur deg-degan, ehhhh ternyata kali ini pertanyaan yang masuk malah pertanyaan "baik", hahaha. Nanya apaan sih?
Jadi, si anon ini cerita kalo dia ini baru lulus SMA, dan bingung mau melanjutkan pendidikan dengan jurusan apa. Dia tertarik di beberapa bidang, dan salah satunya Sastra Inggris. Lalu, dia banyak bertanya, bagaimana kegiatan perkuliahanku sebagai anak sastra, bagaimana prospek kerja nanti setelah lulus kuliah dan bagaimana suka dukanya jadi anak sastra, terutama Sastra Inggris sepertiku. Yaaaaaa, intinya nanyain gimana sih rasanya jadi anak sastra.


Jujur, dulunya aku sama sekali ga punya bayangan bakal jadi anak sastra seperti sekarang. Dulu ketika jaman SMA, aku emang pengen masuk kelas Bahasa, tapi apalah daya jika ayah dan ibu yang memikirkan jangka panjang ketika aku masuk kelas Bahasa, nanti mau kuliah apa? (Well, orangtua emang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya, dan kala itu jurusan ekonomi masih sangat "terpandang", dan jurusan bahasa dianggap "buangan", maka aku dianjurkan untuk masuk jurusan IPS). Sampai pada akhirnya, ketika aku menginjak kelas 3 SMA, ketika sibuk dengan segala macam ujian, tes perguruan tinggi, memilih jurusan ini itu, dan aku megikuti beberapa tes minat bakat......

Disini cerita baru mulai.....

Tanpa disangka-sangka, tes minat bakatku ini menunjukkan bahwa minat utamaku adalah Sastra. Yes, SASTRA.

Jeng jeng!

Bener-bener diluar ekspektasi. Awalnya aku sangat berminat pada psikologi dan komunikasi. Sampai suatu ketika, seorang guru BP menanyakan, mau pilih jurusan apa?

Dor! Aku ga bisa jawab, dong.

Setelah kuceritakan pada guru BP-ku ini, beliau memang menyarankan untuk mengikuti hasil dari tes bakat dan minatku ini (untuk mengambil jurusan Sastra Inggris), yaaaah walaupun awalnya aku benar-benar ga berniat masuk dunia sastra, apalagi karena, jujur, aku ga jago Bahasa Inggris, hahaha.

Dengan modal nekat, (well, aku "awalnya" berpikir bahwa Sastra Inggris itu gampang, hanya seputar gammar, listenng, writing, speaking, lalala), aku memilih jurusan Sastra Inggris ketika tes masuk PTN, dan Puji Tuhan, lolos, haha.


Tapiiiiiiiii, semua yang "awalnya" aku pikir gampang itu, ternyata ga semudah apa yang aku pikirkan. Kalo ada tertulis "don't judge a book by its cover", itu emang bener adanya. Awalnya emang mudah, tapi, makin lama, makin banyak yang susah. Dan ternyata, aku lupa memikirkan satu hal diawal aku memilih jurusan ini, aku lupa memikirkan tentang kata "sasta" dalam Sastra Inggris itu sendiri. Justru Sastra itu sendiri, yang menurutku, susah, sulit. Kamu harus bisa membedah sedalam mungkin isi sebuah puisi sebanyak 14 baris di kala Victorian Era, Elizabethan Era, dll, yang biasanya tiap era punya ciri khasnya sendiri. Kamu harus bisa membedakan arti dari grief dan sorrow yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama, duka. Kamu harus bisa membaca novel berbahasa Inggris setebal kurang lebih 300 halaman, dan menceritakannya kembali versimu sendiri. Kamu harus bisa ini itu, banyak lainnya, karena nantinya anak sastra bakalan belajar tentang psikologi, ekonomi, dan lainnya. Dan satu lagi, sastra itu berhubungan erat dengan yang namanya "budaya", which is the interesting and difficult one.


Terus, jika ada orang bertanya, "nyesel gak masuk Sastra Inggris?"

Aku bakal jawab "nope. never"

Yaaaaaa, gimanapun aku bisa jadi kaya sekarang ini ya salah satunya karena masuk sastra. Anak sastra terbiasa buat ngga "judge from the cover", ketika baca puisi, karena kadang apa yang kita baca awalnya, bakal punya meaning yang berbeda ketika kita "bedah" makin dalam. Aku juga belajar bahwa jangan meremehkan orang lain, apapun itu, well, walaupun awalnnya emang aku sempat "underesimate" tentang Sastra Inggris.


Ga kerasa banget bisa nulis sepanjang ini, padahal awalnya cuma niat jawab pertanyaan si anon di ask.fm itu hahaha,  tapi yaudahlahyaaaa sekalian sharing pengalaman, hehe.


Gimana, masih mau pilih Sastra Inggris ngga?







Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar