The scars

 Saya punya keloid, di lutut sebelah kiri. Bekas terjatuh dari sepeda, belasan tahun lalu. Yang saya ingat, waktu itu, saya engga nangis. Entah karena masih ada sisa adrenalin, entah emang saya terlalu bandel kala itu. Bapak saya marah, kaki anak perempuannya tidak mulus, seperti gambaran cantik pada umumnya.


Saya punya bekas luka yang menggelap, di punggung tangan saya. Bekas kecelakaan, tertabrak mobil, belasan tahun lalu. Yang kemudian membuat saya trauma untuk menyebrang jalan sendiri. Yang sampai saat ini membuat saya harus menggandeng tangan orang lain hanya untuk menyebrang jalan raya.



Siang itu, saya ngga sengaja nemuin foto lama…tujuh tahun lalu. Ngga ada pipi chubby, yang ada mata  sayu. Rambut saya bondol, tapi untungnya senyumnya ngga berubah. Waktu itu, saya lagi sakit, tapi belom tau sakit apa. Napasnya susah, demam tiap hari. Banyak yang bilang saya pake narkoba, soalnya kurus banget. Banyak yang bilang penyakitan, ya kan emang lagi sakit.

 

Ternyata saya kena TBC. Ada cairan di dalam paru-paru saya, yang bikin saya susah napas. Kudu minum obat tiap hari, kudu ini, kudu itu. Mungkin buat beberapa orang, biasa aja..

 

Tujuh tahun kemudian, hari ini, saya iseng mengunggah foto lama saya, how was me when the shit happened. Kurus kering, pipi cowong, mata sayu.

 

“Hah? Orang Somalia ya? Kan negara kelaparan tuh..”

“HAAAH? Bagusan sekarang, di foto itu kamu kayak orang penyakitan..”



After all this time, it still hurts.



Setelah saya pikir bakal siap dengar omongan orang, setelah saya pikir bakal siap dengar orang lain mengomentari apapun yang mereka ngga ngerti, setelah saya pikir saya bakal ngga peduli kalau ada yang berbicara tidak sepatutnya.. ternyata saya masih sakit hati.



“they’re not walking in the same shoes with you. Ngga ngerasain apa yang kamu rasain, ngga ngerti rasanya jadi kamu waktu itu..”


But still, it hurts.

 

…dan akhirnya bikin saya nanya ke diri sendiri, am I butthurt?

 

Padahal setelah dilihat-lihat lagi, somehow.. those scars.. reminds me.. that I’ve been through a lot. Those scars, build me being me today. Kadang, bekas-bekas luka itu bikin saya merasa keren. Yep, I’ve been through those shits. I’ve been through…a lot.

 

 

And yep, you’re not butthurt. 


"When it hurts you, then it hurts you." 


Mau dipersiapkan seperti apapun, untuk sesakit apapun, sakit, ya sakit aja. Ngga masalah kok kalau memang sedih karena omongan orang, ngga masalah juga kalo ternyata harus nangis karena sakit hati.

 

Dan akhirnya saya mutusin takedown foto lama itu, because I choose my happiness and sanity, and won’t let people downgrading my value. Iya, segitu cintanya saya sama diri sendiri.  

 

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar